Selasa, 01 Juli 2014

Marhaban ya Ramadhan


Ini malam ke-tiga bulan Ramadhan kita. Aku merasakan malam-malam yang damai dan penuh ketenangan hati. Tapi aku juga merasakan debar yang berbeda. Seolah Ramadhan berlari begitu kencang, sedangkan aku masih berjalan tertatih. Ingin sekali kusempurnakan tiap malamku dengan qiyamul lail dan mengaji, ingin sekali kupenuhi hariku dengan perkataan dan aktifitas yang baik. Tapi terkadang masih ada rasa malas dan kantuk menyelimuti saat sepertiga malam itu tiba. Entahlah, mungkin karena lelah melaksanakan rutinitas kita.  

Ah, manusia. Selalu mempunyai celah dalam pembelaan dirinya. 

Malam ini langit cerah, seperti hari-hari sebelumnya. Syukurku tiada henti, Tuhan selalu memberikan cuaca yang berbeda saat Ramadhan tiba. Tidak berlebihan bukan jika aku memberi sebutan "berkah Ramadhan". Perasaan yang berbeda juga sangat terasa ketika bulan baik dan bulan penuh ampunan ini tiba. Seakan jantung berdegup bukan hanya sekedar roda yang berputar karena menjalankan tugas begitu saja. Tetapi berdegup dengan alunan dan irama yang senada dengan pusat rasa gembira di dalam sana. Entah kenapa, selalu muncul rasa gembira yang berbeda. Sangat gembira. 

Samar-samar alunan ayat suci Al-Quran dari masjid terdengar, maha suci Allah dengan segala kesempurnaan-Nya. Jika kita bisa melihat ekspresi langit malam ini, raut wajah bintang dan segala gugusan langit, mungkin mereka terlihat tersenyum bahagia. Dan rasanya, memang tak ada yang tak merindukan Ramadhan. 

Sungguh syukurku tiada henti. Tuhan masih mempertemukan ku dengan Ramadhan tahun ini. Hingga terkadang aku malu, jika suatu saat nanti hari pertanggungjawaban itu tiba. Apa yang bisa kuberikan pada-Nya, jika hingga detik ini saja aku masih tertatih menyusuri bulan penuh berkah ini. Ampuni aku Tuhan.