Minggu, 12 Oktober 2014

Sahabat

Persahabatan selalu mempunyai ruang istimewa di hati. Tak hanya sekedar aku dekat dengan kamu, kamu dan kalian semua. Tetapi persahabatan menjadi sebuah ikatan tak terstruktur dan tak teraba oleh indra. Ia begitu lekat dengan kebahagiaan, ketentraman dan kenyamanan. Sahabat, tak pernah meminta untuk selalu ada. Tetapi ia selalu datang tepat pada waktunya. 

Rasanya akan terasa begitu hambar jika melewati hari-hari yang menyengkan tanpa berbagi dengan mereka. Persahabatan yang selalu membawa pada puncak rasa bahagia. Dan ini lah yang kami rasakan saat ini, sejak 2 tahun terakhir pertemuan kami pada bangku kuliah. 

Pudem, Irfa', Nia, Beta, Desi. Kami berlima bersahabat.

Beribu cerita telah terekam pada memori kita masing-masing. Sejak awal perkenalan kami hingga kenyamanan demi kenyamanan menyatukan kami pada ikatan sebuah sahabat. Jika bisa meminta, ingin rasanya melewati hari demi hari dan kesibukan demi kesibukan bersama mereka. Tetapi ternyata Tuhan mempunyai cara lain untuk menyatukan hari-hari yang kami lalui. Pertemuan singkatlah yang pada akhirnya menyatukannya. Mengemas cerita dan perjalanan hidup kami berlima pada sebuah "buku tebal" dan "box kenangan", hingga menunggu pertemuan singkat itu tiba dan kami membukanya bersama. Tawa mereka adalah bahagia tak terkira. 

Tak terasa, satu diantara kita berlima telah menemukan kehidupan baru. Sebuah penantian yang menjadi perbincangan hangat kami pasca lulus kuliah lalu. Pernikahan. Ya, beranjak menuju dewasa ini kami begitu menggemari obrolan seputar pernikahan, keluarga, karir, pendidikan anak, hingga bagian terkecil dalam rumah tangga. 

Seperti biasa, kami berlima berkumpul pada sebuah momen yang begitu sulit untuk berkumpul bersama. Pada saat itu Nia membawa kabar bahagia, bahwa ia akan segera menikah. Bahagia luar biasa mendengar hal itu, dan kami merasakan kebahagiaan itu teramat sangat. Hanya satu hal yang membuat kami pada akhirnya merunduk. Setelah resepsi pernikahan, Nia akan menetap di Jakarta. Hingga akhirnya tinggal kami berempat di kota romantis ini, Yogyakarta. 

Begitulah skenario kehidupan. Tetapi yang pasti, persahabatan tak akan terpisahkan. Selamanya.