Mendengar kata relawan memang selalu syarat dengan keikhlasan dan
ketulusan. Layaknya para Relawan Turun Tangan, bergerak dengan kerelaan, tanpa bayaran. Sebuah gerakan yang bergerak karena
kesadaran akan politik dan menolak menjadi anak muda apatis. Membawa sebuah
gagasan bahwa politik tak seperti yang selama ini tergambarkan dengan
menyeramkan. Tetapi penuh dengan rasa persatuan, kesatuan dan
kehangatan.
Kami para relawan pun tak selalu satu ide. Terdiri dari banyak
kepala serta pemikiran yang beragam terkadang juga membuat kami tak
sepemahaman. Termasuk latar belakang bergabungnya kami menjadi sebuah keluarga
baru ini. Sebagian dari kami adalah anak muda yang memang sadar politik
sejak lama, dan ada pula yang ingin merubah paradigma dalam dirinya tentang
ketakutannya akan politik, sehingga berusaha memahami arti politik dengan
bergabung bersama para relawan. Kami tidak memilih diam serta mendiamkan. Kami
memilih Turun Tangan.
Berbeda dengan para relawan lainnya, saya bergabung dengan Turun
Tangan tak karena latar belakang politik. Sebuah nama yang membuat saya
tertarik untuk bergabung dan hingga pada akhirnya meletakan hati padanya,
"relawan". Tak terpikirkan dalam benak saya bahwa Relawan Turun
Tangan ini bergerak pada sosial politik. Kata "relawan" membuat saya
berasumsi bahwa ini organisasi yang mempunyai tujuan sosial, hanya sosial. Tak
ada yang lain. Tetapi ternyata saya salah, saya mendapat ilmu tambahan yang tak
terduga dan tak terpikirkan sebelumnya. Hingga akhirnya saya tergabung menjadi
salah satu dari sekian ribu anak muda yang sadar politik.
Merinding jika harus menceritakan kisah dibalik ke-ikut serta-an
saya bersama para Relawan Turun Tangan. Masa lalu yang sebenarnya enggan
untuk saya ceritakan kembali. Saat itu tak ada pikiran untuk belajar politik,
hanya keinginan besar untuk bisa bermanfaat bagi sesama. Beberapa minggu
setelah mengawali masa single membuat saya ingin memperluas jaringan. Dari
lubuk hati terdalam pun ingin rasanya memberikan rasa sayang ini kepada mereka
yang membutuhkan, kepada mereka yang kekurangan dan kepada mereka yang tak
seberuntung kita. Hingga akhirnya Tuhan membimbing jalan saya menuju Turun
Tangan. "Reresik pantai" ini event awal yang membuat saya menemukan
cinta disana. Sejak awal perjalanan sudah merasakan klik, bahwa ini lah jawaban
atas doa saat itu. Tuhan mempertemukan saya dengan orang-orang baik. Masih
terekam dengan begitu sempurna kata dari salah satu sahabat saya, "Pudem,
asal kamu tau, jodoh itu tak ada yang tau letaknya dimana. Dan hanya dengan
sebuah ikhtiar, doa itu akan terjawabkan. Jangan hanya berdiam dalam doa,
carilah pengalaman serta teman baru. Percaya padaku, kamu akan menemukan
jawabannya". Inilah yang melatar belakangi perjalanan saya menuju Relawan
Turun Tangan. Dan ternyata benar, Tuhan memberikan pengalaman yang begitu
luar biasa bersama mereka. Tak hanya sadar politik, saya pun menjadi begitu
sadar betul bahwa menuju sebuah kematangan adalah melalui proses yang
panjang. Wallahu a'lam bishawab jika berbicara masalah jodoh, saya berpasrah
pada-Nya yang merajai skenario kehidupan ini. Point penting yang saya dapatkan
adalah Tuhan mempertemukan saya dengan orang-orang baik, orang-orang cerdas dan
berkualitas. Dan saya teramat sangat bersyukur. Tidak mudah menjadi baik
dan mendapatkan yang terbaik. Manusia perlu ditempa dan berjuang untuk
mendapatkannya. Dan disini, saya belajar betul. Banyak nilai kehidupan yang
saya rasakan bersama para relawan. Secara sadar atau tak sadar, mereka berperan
besar terhadap proses yang saya lewati. Oleh karenanya, saya sebut mereka agen
perubahan.