Senin, 29 Juni 2015

Semuanya dimulai dari keistiqomahan sebuah Do'a

Berdoa, adalah upaya terbaik dari sebaik-baiknya upaya.
Karena segala usaha tanpa didasari sebuah doa yang khusyu', yang istiqomah, dan yang berkhusnudzon pada Nya, maka tak akan ada daya pada upaya dan usaha nya. Allah menjanjikan pada umat Nya, bahwa segala doa Allah mendengarnya, Allah mengabulkannya dan Allah Maha Mengetahui diwaktu kapan doa kita akan Allah perkenankan.

Menyambung dari You must prepare it, "Bunda" bahwa sebuah doa adalah runtutan dari harapan besar untuk dikabulkan. Akan tetapi, doa tak hanya sekedar doa. Ketulusan dan kemurnian doa terpancar dari keikhlasan sebuah jawaban dari Nya. Oleh karena nya, untuk menjemput jawaban terbaik dari Sang Maha, maka mengistiqomahkan segala doa dan senantiasa menjaga kemurniaannya.

Mempersiapkan doa terbaik untuk menjemput segala harapan baik.
Insyaallah.


Doa Nabi Zakariyya 'alaihissalam ketika menginginkan anak:
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
Artinya: “Wahai Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa"
(Lihat Al Quran Surat Ali Imran : 38)

Doa Nabi Ibrahim 'alaihissalam ketika meminta anak:
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
Artinya: “Wahai Rabbku, berilah aku keturanan yang shalih” 
(Lihat Al Quran surat Al Qashshash : 110)

Doa Istri Imran ketika setelah melahirkan Maryam:
(رَبّ) إِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
Artinya: “Dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari pada setan yang terkutuk" 
(Lihat Al Quran surat Alim Imran : 34-36)

Minggu, 28 Juni 2015

You must prepare it, "Bunda"

Step kehidupan tak akan pernah berhenti. Satu pertanyaan tumbuh, terjawab, dan tumbuh pertanyaan berikutnya. Tak akan pernah berujung. Kita selalu dihujani dengan pertanyaan yang silih berganti. 

Karena, ya, begitu lah kehidupan. 

Hidup membawa kita pada persiapan jawaban, jawaban dan jawaban. Bahkan, pada kehidupan setelah mati pun kita akan menerima pertanyaan lagi. Mempertanggung jawabkan atas segala yang terjadi di kehidupan sebelumnya.

Begitulah runtutan pertanyaan yang kita hadapi. Study. Karir. Jodoh. Anak. Hingga pada akhirnya pertanyaan pada kekalnya kehidupan.

Berbicara soal jodoh, kita sudah memiliki banyak teori untuk menjemput beliau sang pendamping hidup. Menjemput dengan segala ikhtiar, memantaskan diri, dan berkhusnudzon pada Nya tentang segala yang akan kita terima dari doa yang terpanjatkan. Percaya dengan sepenuh hati bahwa yang terbaik akan datang pada waktu yang baik dan disaat yang baik pula. Dan semuanya, dimulai dari sebuah persiapan. Yaitu do'a.

Akan tetapi, mempersiapkan jawaban pun sejatinya tak ada yang instan. Segala nya perlu diperjuangkan dan dilakukan dengan persiapan yang matang. 

Termasuk, mempersiapkan si buah hati. Jika menikah selalu menjadi prioritas saat ini, menjadi doa yang tak pernah putus setiap hari, menjadi harapan dan keinginan yang tak bertepi. Hingga mungkin kita terlupa, bahwa ada jawaban yang masih perlu dipersiapkan setelah melalui hari "lembaran baru" nanti. Apa lagi, jika bukan pertanyaan tentang buah hati.

Dan persiapannya, doanya, ikhtiarnya, bukan dimulai dari saat nanti mengawali sebuah pernikahan. Doanya dimulai dari sekarang, diikhtiarkan dari saat ini juga. Memohon pada Sang Maha, untuk kelak Dia mempercayai kita untuk melahirkan generasi yang salih dan salihah, generasi yang cerdas, generasi yang santun, generasi cantik dan tampan secara lahir pun secara batin. 

Lagi-lagi, peran seorang wanita memegang erat akan terjawabnya pertanyaan ini. "Bunda", yang nantinya menjadi madrasah utama dan pertama bagi anak-anaknya. Yang mengandung sembilan bulan dan mempersiapkan "rumah" yang baik untuk berkembangnya si calon bayi di dalam kandungan. Dan yang mempersiapkan segala yang menjadi kebutuhan untuk menunjang tumbuh kembang mereka. 

Dan lagi-lagi, segala persiapannya dimulai saat ini juga.

Doa dan ikhtiarnya pun, sedari dan seawal mungkin, Bunda.

Allah suka dengan persiapan yang matang, bukan dengan yang tergesa-gesa dan mendadak. Allah cinta dengan keindahan. Dan indahnya doa-doa kita, Allah mendengar semuanya. 






Jadi, jika bukan kita yang mempersiapkan, siapa lagi?

Rabu, 17 Juni 2015

Do'a mu, tak akan pernah sia-sia

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Segala puji bagi Allah.
Allah yang memiliki segala yang ada di langit dan di bumi.
Yang merajai alam semesta seisinya.
Dan pemangku atas segala do'a yang terpanjatkan dalam setiap hembusan nafas hamba Nya.
Allah, Allah ya Allah ya Karim.


"Dan Dia mem­perkenankan (doa) orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta menambah (pahala) kepada mereka dari karunia-Nya." (QS. Asy- Syuro : 26)

"Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku perkenankan bagimu." (QS. Al- Mukmin : 60)

"Sesungguhnya Allah, Tuhan Yang Maha Hidup lagi Maha Mulia, merasa malu jika seseorang mengangkat kedua tangannya untuk berdoa, lalu or­ang itu ditolak dengan kosong dan kecewa." (HR. Empat Ahli Hadits, kecuali Nasai dari Salman ra.)

"Ada tiga orang yang sekali- kali tidak akan ditolak doanya oleh Allah SWT, ialah orang yang sedang berpuasa sampai waktu menjelang berbuka, kepala negara yang adil, dan orang yang teraniaya." (HR. Tirmidzi dari Abu Huroiroh ra.)

"Apabila seorang muslim menyungkurkan wajahnya (sujud) kepada Allah dalam memohon sesuatu, pasti Allah memberinya. Dan pemberian itu disegerakan atau menjadi simpanan di akhirat". (HR. Ahmad dari Abu Huroiroh ra.)


Allah tahu mana yang terbaik untuk hamba Nya.
Allah memberi tanpa diminta.
Allah mengabulkan yang kita minta.
Allah mencukupkan segala yang kita pinta.
Dan Allah memberi yang terbaik dari yang paling baik atas segala permintaan kita.
Karena Allah, begitu sayang pada hamba Nya.

Allahul kafi rabbunal kafi.
Qasad nal kafi wajad'nal kafi.
Likullin kafi kafa nal kafi.
Wani'mal kafi, Alhamdulillah.

Sabtu, 13 Juni 2015

Jika memang harus mengeluh, keluhkan semua pada Nya

Karena,
Mengeluhmu pada sesama, tak akan menyelesaikan masalah. Mengeluhmu pada Sang Maha, memberikan jalan pembuka. Jalan kebaikan, jalan terang, jalan menuju surga Nya.

Karena, 
Allah tak pernah ingkar dengan janji Nya. 

Karena, 
Allah mengerti, terkadang umat Nya kerap diliputi naluri untuk menyombongkan diri. Sehingga Allah, mengingkatkan dengan segala ujian yang pada akhirnya membawa kita pada muhasabah dan mengerti arti bertunduk hati.

Dan karena,
Allah begitu menyayangi umat Nya.


Banyak orang, ingin derajatnya disamakan dengan orang-orang salih, akan tetapi ketika di uji tak sedikit dari mereka yang mengeluh. Padahal Allah memberikan ujian terhadap mereka yang salih dengan beban yang berat dan mereka bersabar atas itu. Hingga tiba masa, dimana Allah mengangkat derajat mereka. 

Sabtu, 06 Juni 2015

Karena berani kotor itu, Baik







Dunia anak-anak adalah dunia paling menyenangkan, penuh dengan keceriaan, kreatifitas dan dipenuhi oleh rasa ingin tahu yang besar. Tak banyak dari polah tingkah si kecil yang memunculkan tawa dan senyum lepas pada orang tua. 

Beberapa waktu lalu, pemandangan seperti ini membawa saya merasakan kembali di masa kecil dulu. Bebas berlari berkejaran, sesekali hiperaktif untuk mencuri perhatian dan ya begitulah. Sungguh masa yang menyita waktu banyak untuk bermain bermain dan bermain. 

Tetapi mungkin, kebebasan ini tak di dapat oleh si kecil di depan saya kala itu. Dia tak bebas berekpresi, tak leluasa berkembang dan tak selincah teman-teman seusianya. Bukan karena dia memiliki keterbatasan fisik maupun mental, sama sekali tidak. Bahkan ia terlihat cantik, cerdas dan penuh antusias. Begitu membanggakan si kecil ini. 

Tetapi, satu hal yang mengekang gerak lincahnya. Kebersihan (mungkin). Anak seusia mereka memang tak dapat menjaga kebersihan dengan baik, karena memang begitulah dunia mereka, penuh dengan eksplorasi dan kotor sana kotor sini. 

Seorang ibu muda cantik, berdiri sekitar satu meter dari si kecil ini. Tentu saja beliau adalah ibunya. Beberapa menit pertama saya mencoba mencuri pandang, dia tersenyum khas sekali senyum seorang anak tanpa dosa. Ia begitu lucu, cantik dan menggemaskan. Saat itu, dia berada beberapa meter dari anak-anak yang bermain (entah apa nama permainan itu) dan mereka berlari berkejaran, sembari menunggu jemputan mereka bermain tanah. Terlihat kotor memang, baju putih mereka pun mulai berubah kecoklatan. Bisa jadi sesampainya dirumah mereka akan disidang oleh orangtua nya. Tetapi, bisa jadi juga sang orangtua tidak mempermasalahkan hal ini. Toh, baju yang kotor bisa kembali bersih, bukan? Tetapi pengalaman bermain bersama teman-teman nya hari ini, mungkin tak dapat mereka ulang untuk keesokan hari.

Lagi-lagi dunia anak kecil selalu menyita perhatian lebih. Beberapa orangtua terkadang memang terlalu mengkhawatirkan kesehatan sehingga muncul lah "overprotectif" terhadap anak. Bahwa kotor adalah hal yang harus dijauhi, bahwa kotor adalah sumber dari penyakit dan kotor adalah satu hal tak ada yang dapat diambil hikmahnya. Namun, bukan berarti juga membebaskan seorang anak untuk kotor tanpa batas. Selama dalam pengawasan dan kotor tersebut mampu menjadi media belajar, bereksplorasi dan berkembang. Mengapa tidak?

Rasanya, anak-anak era kini sangat cerdas untuk menerima informasi. Mungkin cukup dengan membekali nasehat, bahwa mencuci tangan adalah hal yang wajib dilakukan setelah bermain diluar, misalnya. 

Sungguh menyiksa hati, jika melihat seorang anak kecil yang hanya bisa berdiri melihat kawan-kawan nya berkejaran kesana-kemari, padahal ia ingin sekali bergabung, merasakan lincahnya dunia anak. Padahal, ada banyak potensi yang bisa digali dari sana. Tak ada yang tahu bukan, jika sebenarnya Tuhan memberi kelebihan dalam berlari sehingga kelak ia akan menjadi pelari Nasional atau bahkan Manca Negara. 

Karena belajar, tak hanya di bangku sekolah dengan buku pena dan kertas. Belajar adalah proses memahami segala yang menjadi pertanyaan si kecil, termasuk belajar bahwa terkadang kotor itu, baik :)

Kamis, 04 Juni 2015

Hi, we are waiting for you. Baby!

Nia Setia Astuti, kami memanggilnya Nia. Sahabat tersayang yang mendapat piala pernikahan pertama dari kami ber-lima. Dan kali ini ia membawa kabar gembira (lagi). Allah, senang bukan main kami akan segera mendapat ponakan pertama. Alhamdulillah, syukur luar biasa!

Bay the way, dari kami berlima Nia lah tipikal sahabat yang paling nggak terima kalau salah satu diantara kita tersakiti. Sungguh care luar biasa, apalagi kalau soal berantem, ngebut, debat. Nia jago nya. Wanita satu ini, tak hanya kuat tapi juga selalu berjuang demi impiannya. Dan diantara kami, Nia pula lah yang paling "perkasa". Hingga tak jarang kami menyebutnya "gento" (baca: jagoan)

Beberapa teman, terheran. Dulu yang diprediksikan akan menikah terlebih dahulu, yang wanita banget, yang terlihat sudah sangat dekat, ternyata tertepis dengan yang paling jagoan, yang paling cuek dan yang paling easy going. Subhanallah, rencana Allah memang tak pernah dapat di duga dan tak pernah dapat diprediksi. Dan kini, Nia sudah mengandung bayi lucu menggemaskan dan soleh serta berguna untuk Nusa Bangsa dan Agama. Insyaallah, aamiin. 

Hari ini kami bertemu, hanya bertiga. Aku, Irfa' dan Nia. Kami banyak bertukar pikiran dan cerita banyak hal. Terlebih Nia, menceritakan panjang lebar bagaimana indahnya sebuah pernikahan dengan segala proses pendewasaan yang matang. Belajar hari demi hari untuk memahami suami, memahami peran seorang istri, memahami bagaimana yang seharusnya dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, hingga hal terkecil seputar kebiasaan baru. Dan pada akhirnya, hal yang dinantikan oleh seluruh wanita, yaitu menjadi seorang Ibu. Nia bercerita banyak, tentang perjalanan menjemput si kecil hingga menididik sedari rahim dan hingga menjaganya secara lahir dan batin. Subhanallah, Maha Suci Allah dengan segala kesempurnaan-Nya. Sahabat kami yang dulu "gento" itu, terlihat begitu ke-ibu-an, cantik alami, solehah dan begitu santun tutur katanya. Jauh dari Nia yang kita kenal dulu. Subhanallah.

Satu bukti, bahwa menikah adalah pintu kebaikan yang luar biasa. Pintu rezeki, pintu perubahan menuju sebuah kebaikan besar, pintu pahala, pintu kemudahan demi kemudahan. Bahwa segala niat baik, ikhlas hanya untuk Allah, maka Allah akan penuhi segala kebutuhan dunia dan akhirat. Insyaallah.

Hari ini, kami belajar banyak. Sangat banyak.

Hai, calon ponakan tante. Baik-baik ya, sehat selalu, tante menunggumu nak :)

Rabu, 03 Juni 2015

Udah, nggak usah pacaran!


Hai, aku manusia biasa. Tak banyak membantu, hanya memberikan solusi, sebatas saran dari pengalaman yang sedikit ini. Keluhkan semuanya pada Sang Maha. Pesan ku hanya satu, udah putusin aja. Atau, ya sudah nikahin dong!


Heran, banyak yang bilang "aku sayang banget sama dia, kak" tapi giliran suruh buktiin sayang nya, bilang ke orang tua nya, pada bilang gini "yaelah kak, menikah kan gak segampang itu, mau aku kasih makan apa anak orang?"

Ini nih, racun bener nih. Kalau memang belum siap, yasudah tahan diri dulu dong. Soal makan aja menjadi kekhawatiran yang luar biasa, nah DOSA malah dianggep sepele banget. Emang pacaran nggak dosa? Emang sayang nya kamu itu udah ke orang yang tepat?

"idih, kayak gak pernah pacaran aja? kalau nggak pake pacaran, gimana ngenalnya? gimana tau dia baik atau enggak?"

Ini nih, racun lagi nih.

Sekarang gini deh, apa sih yang bisa kita jaminkan di dunia ini? Hidup? Mati? Rizki? Jangankan itu semua, kita besok pagi ngapain aja nggak ada yang bisa menjamin kan? Nah, kembali lagi deh tuh, Allah dulu Allah lagi Allah terus. Percaya sama Allah, semuanya. Semuanya, tanpa terkecuali. Termasuk ke orang yang kamu sayangi itu tadi. Milik Allah bukan? Allah yang maha membolak-balikan hati manusia. 

Terkadang, kita terlalu egois. Hanya memikirkan apa yang ada dalam hati kita dan hati orang yang kita sayangi. Tak memikirkan kepada yang jauh lebih sayang pada kita, Allah Azza Wa Jalla.

Percuma mempertahankan hubungan "pacaran" dan mempertahankan orang yang kamu sayangi hingga menikah nanti, kalau Allah tidak ridho dengan proses yang kalian lalui menuju kesana. Menuju suatu kebaikan itu, dengan jalan yang baik pula. Insyaallah Allah ridho, dimudahkan dan dilapangkan jalan selanjutnya. Tak hanya dunia, dipersatukan hingga jannah Nya. Insyaallah.

Jika cemburu kau sebut tanda cinta, mungkin saja Allah juga cemburu padamu dan ingin cintamu hanya untuk Nya.


QS Ali Imran 26-27