Jadi, manusia seharusnya bergerak menuju satu cahaya yang sama? Ya, tentu tak mengapa, jika, cahaya yang dituju adalah untuk meraih sentuhan Sang Maha. Jika yang lain? Hanya mengais gemerlapnya dunia? Aku memilih berbeda
Kehidupan memang bermata dua. Suka dan tidak suka, pro dan kontra, menjadi perihal yang tak pernah kandas pada diri manusia. Yang suka menunjukan dengan keikutsertaannya, yang tak suka memaki dengan segala amarahnya.
Ah, manusia, memang selalu menjadi makhluk terkompleks yang pernah ada.
Namun yang jelas, perkara berbeda, aku memilih untuk menghargai sesama. Karena kita berjalan pada langkah yang tak seirama, kita pun dilahirkan dengan metode yang berbeda. Bahkan, kita mengenyam latar belakang pendidikan yang tak seragam. Jika pun bertittle sepadan, lagi-lagi kita ditempa pada proses yang berbeda. Aku dan kamu, serta kalian, memang kita berbeda.
Jadi, kita tak pernah sama? Ya, tak mengapa. Perbedaan-lah yang pada akhirnya menyadarkan kita, bahwa manusia tak bisa disamaratakan. Itu-lah mengapa, dari yang berbeda aku menemukan cinta.
With LOVE. With RESPECT
We are different, why not?