Hai
putih abu-abu J
Semalam
mencoba berbenah dan merapikan tumpukan folder dalam PC. Begitu banyak folder
dengan nama yang yang berbeda. Hingga terbuka sebuah folder yang berjudulkan
'high school'. Sekilas mata hanya melihat dan merapikan kembali folder yang
lain. Tetapi tiba-tiba seolah ada perintah lain, bagaikan roll film ia memutar
sejuta kenangan masa SMA itu. Hingga tangan tergerak untuk mengabaikan tumpukan
folder lain dan mencoba membuka kembali folder sebelumnya. Tersenyum. Ya, tak
ada kata lain dan hanya bisa tersenyum. Betapa foto ini sangat berhasil membuat
rindu akan masa-masa itu. Kami berenam pengurus kelas pada waktu itu. Entahlah
apa nama kelompok kita, yang jelas kekompakan kita untuk membuat kelas menjadi
sebuah keluarga bisa diacungi jempol. XII IPA 4, dan kami menyebutnya 'papour'
(IPA four). Benar-benar nama yang alay. Ya, begitulah masa SMA J
Hai
kawan, apa kabar kalian?
Dari
yang paling tinggi, namanya Sabdo. Ketua kelas yang selalu mengalah dengan
wakil nya. Entah karena sifatnya yang begitu sabar atau karena ia tak ingin ribut. Tapi begitulah dia. Dan sekarang ia berhasil menjadi Sarjana Hukum.
Selanjutnya yang memakai jaket jeans, namanya Teguh. Dia wakil ketua kelas
dengan ambisi yang luar biasa. Cita-citanya menjadi seorang tentara, dan sekarang
terwujud impiannya itu. Dua wanita manja dan cantik dibelakang, mereka Devi dan
Aprilia. Sekretaris kelas yang selalu beradu argumen ketika Guru kami menyuruh
mereka menuliskan catatan ataupun soal di papan tulis. Alasannya simpel, ketika
mereka menulis di papan tulis maka mereka kehilangan waktu untuk mencatat di
buku mereka sendiri. Itu pemandangan yang selalu terjadi ketika di kelas kala
itu. Aprilia melanjutkan studinya di Fakultas Hukum salah satu Universitas
Negeri di Surakarta, dan Devi menjadi seorang guru matematika melanjutkan karir
sang Ayah. Dan dua wanita di depan, aku dan Lusiana. Kami bendahara kelas yang
setiap seminggu sekali selalu mengejar anak-anak papour yang belum membayar
uang kelas. Ketika hari senin tiba, jam istirahat begitu sepi di kelas karena
mereka berusaha menghindar dari kami. Dan karena tugas kami memang untuk itu,
maka dengan sekuat tenaga kami mencari mereka kemanapun mereka bersembunyi.
Huft, masa yang begitu lekat dengan persahabatan dan kenangan indah. Lusiana,
wanita super ini kabarnya akan segera menikah. Dia wanita luar biasa tangguh.
Dan wanita berjilbab itu? Ya, itu aku. Impian ku menjadi seorang Dokter
ternyata mendapat garis yang berbeda. Tuhan memberikan jalan untuk memasuki
dunia perekonomian. Hingga sebuah Universitas Swasta di Yogyakarta mencantumkan
namaku pada daftar penerimaan mahasiswa. Saat itu, kecewa memang ada. Tak
pernah terbayangkan perjuangan menggeluti dunia biologi, fisika dan kimia
berujung pada ekonomi akuntansi. Tetapi memang inilah hidup. Manusia hanya bisa
berencana dan Tuhan lah penentu dari segalanya. Tuhan lebih mengetahui dari
yang hamba-Nya tidak ketahui. Dan ternyata memang benar, jalan Tuhan selalu
indah pada waktunya. Fakultas Ekonomi ternyata memberikan banyak amunisi ilmu
yang begitu luar biasa. Tak hanya pendidikan, ia bahkan membentuk karakter dan
mensuplay pengalaman yang luar biasa. Yang mungkin pengalaman ini tak akan ada
di Fakultas Kedokteran impian ku kala itu. Wanita berjilab itu tak punya
apa-apa. Ia hanya punya keinginan dan komitmen untuk mewujudkan mimpinya. Ia
percaya akan kekuatan Tuhan yang begitu dekat dengan kerja keras hamba-Nya.
Karena keajaiban adalah nama lain dari kerja keras. Ia akan datang seiring
dengan ambisi sukses kita. Wanita berjilbab itu, tak banyak keinginannya. Ia
hanya ingin menjadi manusia yang bermanfaat untuk sesama, menjadi inspirasi
wanita lainnya dan mendidik anak bangsa menjadi generasi yang tak pernah lelah
mengejar mimpinya. Wanita berjilbab itu menyadari bahwa sekuat apapun keinginan
manusia, jika ia hanya mengejar indahnya dunia, tak akan pernah selesai untuk
dapat ditakhlukan. Oleh karenanya, dari kedokteran yang memiliki jiwa sosial
tinggi pada kesehatan, ia bercita-cita menjadi seorang pendidik dan memiliki
jiwa sosial tinggi pada pendidikan. Semoga.