Minggu, 28 Juni 2015

You must prepare it, "Bunda"

Step kehidupan tak akan pernah berhenti. Satu pertanyaan tumbuh, terjawab, dan tumbuh pertanyaan berikutnya. Tak akan pernah berujung. Kita selalu dihujani dengan pertanyaan yang silih berganti. 

Karena, ya, begitu lah kehidupan. 

Hidup membawa kita pada persiapan jawaban, jawaban dan jawaban. Bahkan, pada kehidupan setelah mati pun kita akan menerima pertanyaan lagi. Mempertanggung jawabkan atas segala yang terjadi di kehidupan sebelumnya.

Begitulah runtutan pertanyaan yang kita hadapi. Study. Karir. Jodoh. Anak. Hingga pada akhirnya pertanyaan pada kekalnya kehidupan.

Berbicara soal jodoh, kita sudah memiliki banyak teori untuk menjemput beliau sang pendamping hidup. Menjemput dengan segala ikhtiar, memantaskan diri, dan berkhusnudzon pada Nya tentang segala yang akan kita terima dari doa yang terpanjatkan. Percaya dengan sepenuh hati bahwa yang terbaik akan datang pada waktu yang baik dan disaat yang baik pula. Dan semuanya, dimulai dari sebuah persiapan. Yaitu do'a.

Akan tetapi, mempersiapkan jawaban pun sejatinya tak ada yang instan. Segala nya perlu diperjuangkan dan dilakukan dengan persiapan yang matang. 

Termasuk, mempersiapkan si buah hati. Jika menikah selalu menjadi prioritas saat ini, menjadi doa yang tak pernah putus setiap hari, menjadi harapan dan keinginan yang tak bertepi. Hingga mungkin kita terlupa, bahwa ada jawaban yang masih perlu dipersiapkan setelah melalui hari "lembaran baru" nanti. Apa lagi, jika bukan pertanyaan tentang buah hati.

Dan persiapannya, doanya, ikhtiarnya, bukan dimulai dari saat nanti mengawali sebuah pernikahan. Doanya dimulai dari sekarang, diikhtiarkan dari saat ini juga. Memohon pada Sang Maha, untuk kelak Dia mempercayai kita untuk melahirkan generasi yang salih dan salihah, generasi yang cerdas, generasi yang santun, generasi cantik dan tampan secara lahir pun secara batin. 

Lagi-lagi, peran seorang wanita memegang erat akan terjawabnya pertanyaan ini. "Bunda", yang nantinya menjadi madrasah utama dan pertama bagi anak-anaknya. Yang mengandung sembilan bulan dan mempersiapkan "rumah" yang baik untuk berkembangnya si calon bayi di dalam kandungan. Dan yang mempersiapkan segala yang menjadi kebutuhan untuk menunjang tumbuh kembang mereka. 

Dan lagi-lagi, segala persiapannya dimulai saat ini juga.

Doa dan ikhtiarnya pun, sedari dan seawal mungkin, Bunda.

Allah suka dengan persiapan yang matang, bukan dengan yang tergesa-gesa dan mendadak. Allah cinta dengan keindahan. Dan indahnya doa-doa kita, Allah mendengar semuanya. 






Jadi, jika bukan kita yang mempersiapkan, siapa lagi?

Tidak ada komentar: