Hari senin yang indah dan damai, suasana kantor masih terlihat tenang dan belum ada aktivitas apapun kecuali beberapa OB yang mondar-mandir membersihkan ruangan. Membuka perlahan pintu di ruangan paling ujung itu dan tak lupa mengucap salam. Masih begitu hening dan tak ada hembusan nafas. Beberapa file masih tertata rapi seperti terkahir aku meninggalkan ruangan ini jumat sore lalu. Mencoba merapikan tumpukan kertas dan folder hingga bermunculan beberapa suara. Baru tersadar ternyata pagi ini pertama datang. Bukan karena efek semangat awal kerja, sekali lagi bukan. Hanya berusaha membiasakan diri untuk disiplin dalam segala hal. Dan insyaallah ketepatan waktu ini akan terjaga hingga tak terbatas waktu. Semoga.
Tepat jam 08.15 waktu Indonesia
bagian barat. Suara keyboard beradu dengan jemari mulai terdengar semakin
lantang dari ruang sebelah. Aku mencoba menengok dan memberikan salam serta
senyum ketulusan. Tak ada yang dibuat dari senyum itu, hanya mungkin sebuah
senyum penuh harap agar dihari kedepan seisi gedung ini tak hanya menjadi
partner kerja, tetapi menjadi sebuah keluarga. Menurutku bekerja tak hanya
semata karena finansial, banyak poin penting di luar faktor keuangan yang
bahkan memiliki nilai jauh lebih besar. Layaknya pengalaman, link, wawasan baru,
bahkan mungkin jodoh. Ah, jangan hiraukan kata terakhir dalam kalimat sebelum
ini. Itu hanya sebuah intermezo pagi.
Pagi ini begitu cerah, Tuhan
menyisipkan kebahagiaan lain pada senin yang penuh berkah ini. Mungkin semua
orang dapat merasakan duduk di kursi empuk, ruang berAC, secangkir kopi hangat
dengan aroma yang khas, atau bahkan mungkin hidangan yang lezat untuk mengawali
pagi. Tapi tak ada jaminan bahwa setiap orang yang merasakan kenikmatan
tersebut juga memiliki rasa syukur yang sama. Karena sejatinya ketenangan
hakiki adalah ketika kita mampu bersyukur atas segala nikmat yang Tuhan berikan
dari ketika kita terbangun hingga kita memejamkan mata untuk terlelap kembali.
Selamat pagi penikmat syukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar