Rabu, 12 November 2014

Selamat hari ayah, Papa

Papa. 

Dari beliau aku banyak belajar dan mengenal arti hidup. Dari beliau aku mengerti bahwa segala tindak tanduk manusia adalah cerminan dari hatinya, bahwa yang baik akan selalu menuai kebaikan pula kelak dikemudian hari. Bahwa hidup adalah proses mencari jati diri dan menemukan sandaran hati. Kepada siapa lagi hati ini kita sandarkan jika bukan pada Nya? Tuhan pemilik alam semesta dengan segala kesempurnaan Nya.

Papa tak pernah berhenti berpesan untuk kami bertiga, menjadi wanita solehah, anak yang baik, taat pada agama, menghormati orangtua, menyayangi sesama, berlaku adil, tidak pilih kasih, berhati lembut, berkata sopan, berjuang demi kebenaran, belajar belajar dan belajar. Sosok yang begitu sabar, selalu memberikan kedamaian, tak pernah membentak, meneduhkan disetiap pesan dan petuah. 

Beliau yang selalu ada saat tumbuh kembang kami bertiga. Beliau yang selalu memberikan yang terbaik untuk kami. Beliau yang selalu menekankan untuk tak lepas dari doa dan berbuat kebaikan. Beliau yang mengajarkan kami bagaimana membentengi diri dengan doa doa dan doa.

Satu pesan papa yang selalu terekam pada ingatan kami. Kelak ketika beranjak dewasa, bekerja dan berkeluarga, harapan besar papa adalah kami bertiga menjadi manusia yang bermanfaat untuk sesama. Menjadi wanita berprinsip, cerdas, beretika, kreatif dan menginspirasi. Menjadi wanita kebanggan papa. 

Papa. Bukan tipe ayah romantis. Mungkin bisa dihitung dengan jari kami mendapat pelukan hangat beliau. Mungkin juga tak pernah papa mengucap sayang untuk kami bertiga. Tetapi papa, punya cara yang berbeda. Pelukan erat papa melalui doa beliau, ucapan sayang beliau melalui perhatian dan pemberian terbaik beliau untuk kami bertiga.

Papa. Beliau lebih mengerti apa yang kami butuhkan. Beliau selalu memberikan yang terbaik untuk mama, dan kami bertiga. Papa, sosok panutan yang tak tergantikan.

Selamat hari ayah, papa kami tersayang. You’re my superhero my superstar my everything. We love you, pa!

Tidak ada komentar: