Jumat, 14 Oktober 2016

Penggalan cerita harian #1

Pagi hari, Yogyakarta masih diliputi cuaca yang cukup membuat menggigil. Tetapi bagaimanapun Yogya, tetap saja istimewa. Seperti biasanya, pagi hari adalah rutinitas wajib untuk membuka jendela kamar terlebih dahulu. Kicauan burung gereja di pucuk ranting pohon depan rumah masih saja menghiasi pemandangan kala pagi hari. Suaranya yang kecil dan merdu, menambah nuansa syahdu. 

Tak banyak yang berbeda dari pagi-pagi biasanya. Tepat pukul 06.00, penjual sayur sebelah rumah sudah mulai disibukkan dengan pelanggan. Aku pun begitu, pagi ini memilih membeli beberapa keperluan memasak terlebih dahulu. Lalu membersihkan halaman depan dan kembali menyapa burung-burung kecil itu. Entah kenapa, sejak awal pindah rumah, burung-burung ini begitu menyita perhatian. Aku ingat betul, kala pagi dan sore hari mereka berterbangan di atas pohon besar. Tak hanya satu atau dua, banyak sekali. Seperti prajurit-prajurit kecil, berterbangan dengan rapi.

Kembali pada rutinitas akhir pekanku, berbenah rumah dan menata ulang perabot rumah. Rutin kulakukan, sedari duduk di bangku sekolah (dulu). Hingga tak jarang, saat Mama pulang dari kantor, rumah sudah dengan suasana baru. Welcome home, Ma! Teriakku kala itu. Mama tersenyum bahagia, karena seisi rumah sudah rapi tanpa sisa. Kemudian Mama melihat sudut-sudut ruangan yang sudah berganti tatanan. Dan hingga sekarang, ritual ini masih melekat erat, di rumah baru kami.

Matahari mulai masuk, melewati celah-celah menuju lorong dalam rumah. Pagi yang dingin mulai tergantikan dengan sinar matahari. Aku menuju dapur, menyiapkan sarapan pagi. Segelas susu dan roti, selalu menjadi pilihan menu yang sampai sekarang tak tergantikan. Teguk demi tegukan, sambil melihat to-do-list yang telah kutuliskan semalam. 

Oke, saatnya merealisasikan. Do your best!

Morning :)


Tidak ada komentar: